Monday, January 8, 2007

Pengalaman BerLinux

Saya pertama kali mengenal Linux pada akhir 2003 dari sebuah
majalah komputer. Linux pula lah yang menjadi alasan saya
membeli sebuah PC. Begitu inginnya saya mencoba dan
mencicipi Linux sampai-sampai berani meminta uang ke
orangtua untuk membeli satu unit PC. Distro pertama yang
saya coba adalah MandrakeLinux 9.1 (Bamboo) yang merupakan
bonus CD dari majalah komputer tersebut.
Proses instalasi tak ada masalah, karena di majalah tersebut
sudah tertera langkah per langkah bagaimana cara
instalasinya. Sekali menggunakan Mandrake, X Window, dan
KDE, saya langsung merasa cocok dengan Linux. Saya pun
menjadi sering menyambangi warnet untuk tetap up to date
dengan dunia Linux dan Open Source yang terus berkembang
setiap minggunya. Situs wajib saya antara lain DistroWatch
dan KDE-apps. Majalah komputer yang memuat artikel mengenai
Linux pun rajin saya beli. Praktis semua ilmu yang masuk
berasal dari mata, dan tidak ada ilmu yang masuk melalui
telinga. Hal ini dikarenakan tidak ada seorang pun
Linuxantusiasm di lingkungan belajar saya pada saat itu.
Linux yang merupakan cinta pertama saya, masih tetap
langgeng sampai sekarang. Alasan saya tetap menggunakan
Linux sampai sekarang adalah karena saya merasa lebih
mengenal Linux daripada sistem operasi lainnya yang saya
sudah pernah coba, seperti DOS, BSD, BeOS, bahkan Windows
sekalipun. Selain itu Linux bebas dari virus Windows, sampai
sampai PC saya sempat menjadi tempat FloppyDisk dan
FlashDisk teman-teman saya untuk mendeteksi virus. Saya pun
sempat mengkoleksi beberapa file virus Windows, seperti
virus MyHeart yang melegenda itu.
Selama tiga tahun menggunakan Linux, saya bergonta-ganti
distro. Setelah mencoba berbagai distro, saya merasa semua
distro hampir sama mudahnya. Hanya Debian dan Gentoo yang
menurut saya masih sulit untuk pemula. Dalam kehidupan
sehari-hari, saya lebih sering menggunakan satu distro saja.
Distro lain hanya untuk menambah pengalaman dan
pengetahuan. Praktis pada tahun pertama mengenal Linux,
saya lebih banyak menggunakan Mandrake rilis 9.x.
Saya juga suka Knoppix karena kepraktisannya, DamnSmallLinux
karena old-hardware friendly, Wolvix karena multimedia
minded, serta Ubuntu, Slackware, Fedora, dan SuSE karena
solidnya komunitas pendukung seperti halnya Mandriva. Distro
lain yang cukup menarik menurut saya adalah ArchLinux,
karena menggabungkan filosofi-filosofi dari Gentoo yang
cepat, Slackware yang simpel, serta Debian yang free.
Komunitasnya sangat solid, karena terdiri dari orang-orang
yang relatif sudah mengenal Linux.
Pada 2005 saya memberanikan diri untuk mengganti distro
harian saya Mandrake dengan penerusnya, yakni Mandriva.
Untuk saat ini saya selalu bersama PCLinuxOS, sebuah distro
apik turunan dari Mandrake yang dikembangkan oleh Texstar
and The Ripper Gang yang sangat responsif terhadap suara
komunitas. Forum selalu dipenuhi oleh antusiasme para
anggota. Repository selalu dijaga kestabilan aplikasi
aplikasinya. Distro ini juga newbie-friendly, serta mudah
diinstal dan digunakan.
Lingkungan desktop kesukaan saya adalah KDE, karena mudah dan
indah. Saya sempat menjadi seorang pecinta window manager
kecil seperti IceWM dan Fluxbox karena menawarkan
keringanan. Sampai sekarang pun saya masih sering
menggunakan window manager Fluxbox di samping KDE sendiri.
Untuk mengerjakan tugas-tugas saya sebagai seorang
mahasiswa, saya menggunakan OpenOffice.org untuk kemudian
dicetak dengan bantuan CUPS. Apabila diwajibkan untuk
dikerjakan ke dalam sebuah berkas digital, saya berusaha
untuk selalu mencetaknya ke dalam sebuah file PDF lewat
fasilitas export to PDF dari OpenOffice.org. Saya kurang
berkenan jika harus menyimpan berkas dalam format Microsoft
Office. Format OpenDocument sendiri masih jarang sekali
dipakai di lingkungan belajar saya. Untuk membacanya, saya
menggunakan KPDF alih-alih Adobe Acrobat Reader. Untuk
mengolahnya, saya menggunakan sebuah aplikasi CLI bernama
PDFTK, kependekan dari PDF Tool Kit. OpenOffice.org juga
saya gunakan untuk membaca file-file dokumen, spreadsheet,
dan presentasi. Untuk presentasi, alih-alih OpenOffice.org
Impress saya menggunakan OpenOffice.org Writer dengan
format landscape untuk kemudian dicetak ke format PDF dan
dipresentasikan dengan aplikasi pembaca PDF mode
fullscreen. Untuk urusan statistik, saya masih bisa
mengandalkan Gnumeric, walaupun masih terbatas
kemampuannya. Untuk selanjutnya, saya akan mencoba Rkward,
sebuah front-end dari R language untuk urusan statistik.
Untuk urusan internet, saya menggunakan Opera untuk browsing,
downloading, e-mail, dan rss feeding. Browser lain yang jadi
pilihan adalah Flock, sebuah browser turunan dari Mozilla
Firefox yang dikhususkan untuk membuat blogging menjadi
lebih mudah. Saya juga masih sering browsing menggunakan
Konqueror, karena terintegrasi dengan lingkungan KDE.
Sayangnya, saya masih bergantung pada mIRC untuk urusan
chatting dan uTorrent untuk urusan file sharing, sehingga
saya memanfaatkan sebuah aplikasi bernama WINE agar dapat
menggunakan dua aplikasi Windows tersebut di lingkungan
Linux. GAIM dipilih untuk memuaskan saya dalam urusan
Yahoo! Messenger. Saya mengakses Internet dari rumah dengan
dial-up memanfaatkan modem ponsel. Apabila menggunakan
koneksi Bluetooth, saya menggunakan beragam tool, seperti
bluez, openobex, hcitool, rfcomm, ppp, dan chat. Apabila
menggunakan kabel data usb-serial, maka ponsel akan
terhubung lebih mudah hanya dengan menggunakan tool wvdial.
Aplikasi multimedia yang saya gunakan adalah XMMS untuk
memutar file-file MP3, dan Audacity serta soundKonvert
untuk mengeditnya. Sedangkan untuk memutar video, saya
biasa menggunakan Kaffeine, Mplayer, atau KMPlayer. Untuk
urusan mem-burn CD, saya biasa menggunakan K3B. Untuk
menampilkan gambar, saya suka dengan Gwenview atau ShowImg,
karena menyatu dengan KDE dan kaya fitur. Untuk mengolah
gambar, saya suka menggunakan Kolourpaint karena praktis
dan ringan. Apabila terpaksa, saya masih bisa menggunakan
aplikasi GIMP.
Program kompresi yang paling sering saya gunakan adalah zip
dan rar, terutama untuk meng-extract dan me-repair file
file ZIP atau RAR. Ark atau RarGUI akan membuka jika saya
klik ganda icon file terkompresi itu. Meski begitu, GNU tar,
Bzip2, dan Gzip selalu ada agar bisa digunakan sewaktu-waktu.
Aplikasi lain yang sering saya gunakan adalah Yakuake dan
Konsole untuk emulasi terminal, QComicReader untuk membaca
komik, Aumix sebagai audio mixer, Ksnapshot untuk screen
capture, dan GPRename sebagai batch renamer. Untuk aplikasi
CLI, saya paling sering menggunakan ls, df, ps, dan kill.

Saturday, January 6, 2007

Download Linux di ugm.ac.id

Bagi para linuxer yang masih suka coba coba distro linux,
atau bagi para linuxer yang udah mapan pake satu distro tapi
ingin selalu update, bisa coba download file file ISO Linux
di server UGM. Kecepatannya bisa tinggi banget jikalau
diakses lewat lingkungan UGM. Pengalaman pribadi nyampe 900
Kbps saat download di perpustakaan FK UGM. Tentunya juga
bisa diakses lewat komputer-komputer lain yang terhubung
dengan internet di mana saja berada.
1. http://fedora.ugm.ac.id/ berisi file file ISO mulai dari
Fedora Core 4 hingga yang terbaru (FC6), file file RPM
Fedora Extras 3 dan 4, dan file-file RPM Fedora Updates 2,
3, 4, 5, hingga yang terbaru 6.
2. http://debian.ugm.ac.id/ merupakan situs Debian lengkap
yang berbahasa Inggris.
3. http://kuliax.ugm.ac.id/ISO/ berisi file ISO kuliax versi
6. Informasi lebih lengkap mengenai kuliax ada di
kuliax.duniasemu.org
4. http://info.ugm.ac.id/iso/ berisi file file ISO dari
banyak distro Linux seperti ubuntu, mandriva, opensuse,
knoppix, gentoo, dll.
5. http://openoffice.ugm.ac.id/ berisi file-file installer,
binary, maupun source dari openoffice untuk Windows, Linux,
Mac, dan Solaris mulai dari rilis 1.0.2 hingga yang terbaru.
6. http://info.ugm.ac.id/software/windows/ berisi file file
installer software software yang Free ataupun Open Source
untuk Windows.